Pada akhir tahun 1944, Longines menjadi salah satu dari 12 brand arloji yang dipilih oleh Kementerian Pertahanan Inggris (MoD), untuk memasok arloji bagi pasukan Inggris yang bertempur di daratan Eropa. Diperkirakan dari total 12 Brand ada 145.000 Arloji yang diproduksi dan Longines sendiri diperkirakan memasok sebanyak 5000 pcs.
Akan tetapi Perang Dunia II di Eropa yang terlanjur usai pada 1945, menjadikan sebagian besar arloji-arloji tersebut tidak benar-benar terjun kedalam medan pertempuran. Kendati demikian, situasi di Asia khususnya Indonesia, masih terus bergejolak dengan kembali masuknya pasukan Belanda paska Indonesia memproklamirkan Kemerdekaannya pada Agustus 1945. Oleh karena itu, arloji yang tadinya diperuntukkan bagi pasukan Inggris, oleh Kementerian Pertahanan Inggris dihibahkan kepada pasukan Belanda yang kebetulan merupakan Sekutunya semasa Perang Dunia II.
Secara resmi arloji-arloji tersebut kemudian digunakan oleh Pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) yang merupakan tentara kerajaan Belanda. Hal inilah yang kemudian menghantarkan Arloji Longines ini untuk benar-benar terjun dalam pertempuran. Marking "K.N.I.L" pada case back atau tutup belakang menjadi bukti bahwa secara resmi arloji Longines menjadi salah satu perlengkapan tempur para Serdadu Belanda.
Yang lebih istimewa kemudia arloji Longines ini justru berpindah tangan menjadi milik Pasukan Republik Indonesia sebagimana terlihat dari marking ADRI (Angkatan Darat Republik Indonesia). Bahkan marking “KNIL” dicoret sebagai bentuk “sterilisasi”. Entah ada cerita apa dibalik perpindahan arloji ini dari dua Pasukan yang saling menjadi lawan saat Perang Revolusi Indonesia. Yang jelas secara khusus arloji Longines ini telah menjadi bagian dari suatu peristiwa besar manakala mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.